Senin, 30 September 2013

Social Media

Orang yang kita kenal di dunia maya belom tentu sama seperti dia di dunia nyata, begitu juga sebaliknya. Nah inilah kenapa kita perlu milih-milih temen di dunia maya ini. orang yang dikehidupan nyata adalah seorang temen yang menyenangkan, bisa aja di sosial media jadi nyebelin, akhirnya ketidaksukaan kita ke dia di sosial media ini kebawa ke dunia nyata. jadi rugi kan.

Selain itu, menurut gue follow lah orang-orang yang positif dan bijaksana dalam urusan sosial media, disini kita ambil contoh twitter. terlalu banyak orang-orang yang sering ngeluh di timeline misalnya, itu bisa berpengaruh ke diri kita, bisa bikin kita kebawa negatif, bikin kita pengen ikutan ngeluh, atau hal negatif lainnya deh.

Pilih yang bijaksana, yang sadar kalo sosial media itu tempatnya orang banyak, bukan cuma dia atau temen-temennya itu, yang kalo ngobrol terus-terusan pake fasilitas retweet/quote tweet, padahal ada reply. Bijaksana, yang bisa memilih mana status/tweet yang emang pantes di tweet/post, bukan mereka yang segala macem di tulis di sosial medianya. Jadi kalo di twitter, ga ngefollow itu bukan berarti ga mau temenan, tapi lebih pengen nyaman aja ngeliat timeline sendiri, dan menghindari permusuhan di dunia nyata. lebih baik ga temenan di twitter tapi temenan di dunia nyata kan?

Tapi selain alasan-alasan di atas itu, ada alasan lain ga ngefollow atau confirm orang, sebenernya ga ada masalah di mereka itu, tapi kita menghindari lingkungan mereka saat ini, dengan memfollow orang itu bisa jadi kita sedikit banyak terbawa ke lingkungan dia itu, ya dengan baca retweetan misalnya.

Dan buat kita-kita yang udah seumur ini sih kayaknya bisa ya make sosial media lebih bijak. ya kalo sekali-kali ngeluapin emosi, kekecawan, ngegalau, ngeupdate yang ga penting sih ya wajarlah, namanya juga manusia, ya tapi kalo keseringan, tiap hari, ya ngenganggu juga kali. kalo lu bilang 'kalo ga suka ya unfoll aja', yakin tuh kalo diunfoll ga uring-uringan? be wise dong. kalo mau curhat, ngegalau dan semacamnya dengan panjang lebar, kan lu masih punya buku buat dijadiin diary. Dan satu lagi, Allah itu ga punya twitter, jadi kalo mau doa mending langsung aja ke Allah, ga usah di twitter, manusia juga kok yang baca twitter.  okeeee.............



Rabu, 25 September 2013

Senior??

Waktu gue jadi mahasiswa junior, gue ngerasa kalo senior itu terkadang suka nyari-nyari kesalahan, nyari sesuatu yang bisa dikritik. pas gue jadi senior, gue ngerasa senior itu emang suka nyari-nyari kesalahan dan ngritik. 
sebenernya ini tuh emang cuma ulah 'oknum' tertentu sih, tapi yang jadi masalah seringkali mereka itu dominan pada suatu kelompok, dan yang terjadi?? ya orang jadi mengeneralisasi bahwa senior itu bla..bla..bla.....

contohnya gini deh, misalnya ada suatu acara yang diadain oleh junior, mereka udah menetapkan aturan, nah ada aja tuh yang kritik ini dan itu, bahkan kadang cenderung menjelek-jelekan. bukannya bermaksud menganggap kritik itu sesuatu yang salah, tapi ga semua kritik ditujukan untuk membangun, ada juga yang menjatuhkan. keputusan yang diambil itu pasti udah hasil rembukan dari banyak orang kan? udah keputusan terbaik yang diambil dari suatu forum, jadi yaudah. kalo lu ga suka ya gausah ikut, atau kalo emang menurut lu ada yang salah, kenapa ga coba ngomong baik-baik sama mereka? kalo lu cuma bisa ngekritik tanpa ngasih solusi mah, mendingan diem deh. 
Pernah jadi junior kan? pernah ngerasain keputusan terbaik yang kita ambil di protes se-enak udel sama orang lain? bahkan kadang juga diremehin. ngerasain ga enaknya kan? nah terus lu ngelakuin hal yang sama ke junior lu? lagi-lagi gue bilang, bukan berarti kita ga terima dikritik atau diprotes, tapi pake cara yang baik untuk mengkritik. belajarlah dari pengalaman

Selain masalah kritik-mengkritik, gue juga suka ga abis pikir sama mereka yang ngerjain junior dengan hal-hal yang menurut gue ga bener dan berlebihan, nyusahin junior dengan berbagai macam bentuk,  atau bahkan mempermalukan junior di depan orang banyak. esensinya apa? alasan lu apa? supaya lebih deket sama senior? bullshit sih kalo menurut gue, yang ada bukannya deket malah menjauh. supaya mereka lebih berani? yakin lu abis itu mereka jadi berani? bukannya malah ngerasa dongkol? supaya kompak? kompak itu bukan sesuatu yang bisa dipaksain. cuma buat seneng-seneng? iya lu seneng, tapi lu mikirin perasaan mereka ga? ga semua orang sama, mungkin ada yang dikerjain kaya gitu biasa aja, tapi banyak juga yang ga.

Intinya sih kalo menurut gue, udah, stop hal-hal yang kaya gini. keluar dari lingkaran setan. perbaiki. mahasiswa kan? bertindak dan berpikir dewasa lah. emang ada manfaatnya kalo lu ngerjain junior? kalo emang mau ngebentuk suasana kekeluargaan, cobalah dengan cara yang baik, sharing atau apa kek gitu, atau ga lu diem aja sekalian, lebih baik. posisikan diri lu di posisi mereka. apa lu mau diperlakukan kaya gitu?
berhenti ngerasa senior dan bertindak seenaknya., ga usah jadi orang yang gila hormat. kalo emang mau dihormati dan dihargai benerin dulu tindakan, nanti itu semua bakal ngikutin kok. inget! semakin lu gila hormat, semakin lu ga dihargai. 

Ya, ini dari sudut pandang gue aja, dari apa yang gue rasain. gue sendiri sih emang lebih milih diem.

Senin, 06 Mei 2013

Masalah

Suka, tidak suka
Mau, tidak mau
Terima ataupun tidak

Masalah hidup adalah proses pendewasaan diri,
Proses belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Proses untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain.

Meskipun untuk melaluinya tidaklah mudah
Penuh kemarahan dan kebencian
Membebani pikiran
Menimbulkan banyak pertanyaan 'kenapa?'
Juga terkadang menimbulkan keinginan untuk lari dan meninggalkan masalah tersebut

Tetap saja tujuan akhir dari masalah itu adalah untuk pendewasaan diri 'kan?
Pedewasaan diri bagi orang-orang yang mau belajar dan memetik hikmah dari semua masalah tersebut, bagi mereka yang senantiasa berdoa kepada Allah agar dapat memahami apa yang sebetulnya ada di balik masalah itu. Namun terkadang kita tidak mampu mengambil pelajaran dari semua ini, sehingga masalah pergi begitu saja tanpa meninggalkan pemahaman yang baik kepada kita.

Dan secara kebetulan, 2 hari setelah postingan ini gue buat, gue baca kata-kata yang bagus banget di page Darwis Tere Liye

Kaya gini nih :

Saya percaya, hal-hal kecil bisa merubah seseorang. Perubahan itu tidak selalu dimulai oleh sesuatu yang besar. Saya juga percaya, beban kehidupan juga bisa merubah seseorang, apalagi kelapangan hidup, kelezatan hidup lebih bisa lagi merubah seseorang. Tentu saja, saya juga percaya, bahkan perasaan2 sedih, galau juga bisa merubah seseorang, apalagi perasaan bahagia dan senang.

Kita semua memiliki kekuatan. Setidak berdaya apapun kita, semenyebalkan situasi yang sedang kita hadapi, tidak bisa kemana2, mentok, frustasi, sementara banyak sekali mimpi, banyak sekali harapan, cita-cita yang dimiliki, tapi terbentur tembok di sekitar, maka kita semua memiliki kekuatan. Hal-hal kecil, jangankan kita manusia, sebesar semut pun memiliki kekuatan untuk merubah banyak hal. Maka, teruslah punya rencana, lakukan yang bisa dilakukan dengan segala keterbatasan, besok lusa, akan terbuka kesempatan yang lebih baik. Yakin. 

Beban kehidupan yang kita pikul juga bisa menjadi sumber kekuatan. Kata siapa itu hanya menjadi beban, membuat lambat bergerak, membuat tidak beranjak. Tidakkah orang2 tahu, banyak penulis2 terbaik datang dari orang dengan beban hidup berat. Pemimpin2 tersohor, muncul dari beban kehidupan berat, dihantam kerasnya hidup, dia tidak punya pilihan selain mengambil tongkat kepemimpinan. Bahkan pahlawan2 mahsyur, banyak yang lahir dari situasi penuh beban. Tidak bisa menghindar, maka meski dengan kaki gemetar, meski dengan air mata tumpah, memutuskan berdiri gagah, nothing to lose, toh hidup ini juga pasti mati. Mari lakukan yang terbaik. Tertawa bahagia menyambut esok pagi.

Saya selalu percaya, bahkan kesedihan bisa menjadi sumber kekuatan. Kesedihan yang dikendalikan, kesedihan yang memunculkan energi. Berjanji dalam senyap akan terus berbuat baik. Berjanji dalam sesak akan terus memperbaiki diri. Itu semua bisa menjadi sumber kekuatan merubah diri sendiri, pun termasuk merubah dunia.

Maka, my dear anggota page, seberapa dalam kita memegang keyakinan tersebut? Karena apapun yang akan terjadi di sekitar kita adalah refleksi dari keyakinan yang kita miliki. Kita yakin, akan besar dampaknya. Kita tidak yakin, maka selangkah pun tidak akan ada perubahan.

Jadi mulailah punya rencana, melakukan apapun yang menurut kita baik dan bisa dilakukan. Tidak mengapa kalau sekarang masih gentar, tidak mengapa kalau masih sering ragu, cemas, bahkan gugup. Tapi esok lusa, setiap kalender berganti tanggal, kita terus maju. Tidak apa lambat kayak penyu, tapi maju. Kita akan takjub, setelah waktu melesat cepat, menatap kembali perjalanan di belakang, bahwa sudah banyak hal yang bisa kita lakukan.

Saya selalu percaya, hal-hal kecil selalu memiliki kekuatan.  


Bener-bener pas deh ini kata-katanya.
ini linknya http://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/hal2-kecil/539424196108153





Jumat, 03 Mei 2013

Ikhlas

lagi-lagi mengenai lingkungan sosial. setelah sekitar 2 tahun melewati masa-masa yang menurut gue cukup sulit, akhirnya gue berada pada titik dimana ikhlas bisa jadi jalan terbaik untuk gue bertahan.

ikhlas menerima bahwa kehidupan sosial gue tidak sebaik dan semenyenangkan dulu
ikhlas menerima bahwa banyak hal yang tidak gue sukai, yang mengecewakan, bahkan menyakitkan terjadi berulang-ulang tanpa bisa gue ubah, dan tidak mudah pula untuk menghindar.

Tapi gue bukanlah si 'suci' yang tidak pernah melakukan kesalahan, tidak pernah mengecewakan atau bahkan menyakiti orang lain. maka ikhlaslah kata yang gue temukan untuk melalui ini semua dengan lebih baik.

Dan ini sudah menjadi rahasia umum, bahwa ikhlas begitu mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. bisa saja dipertengahan usaha gue untuk menjadi lebih baik ini gue menemukan hal-hal yang akhirnya membuat gue menyerah. Wallahu a'lam. tapi InsyaAllah gue akan coba semampu gue.


Untuk beberapa hal, mungkin gue memang mengalami perubahan sikap ke arah yang lebih baik, tapi untuk beberapa hal lainnya gue merasa perubahan ini justru merugikan diri gue sendiri dan mungkin orang sekeliling gue. oleh karena itu ada beberapa sikap yang ingin gue kembalikan ke hidup gue, seperti ikhlas dan sabar mungkin, walaupun tingkat kesabaran dan keikhlasan gue saat itu tidak terlalu tinggi tapi itu jauh lebih baik dari saat ini.





Rabu, 17 April 2013

"Senang-senang"

Awalnya kenapa gue nulis tentang topik ini karena tadi pagi gue dikasih tau kalau sabtu tanggal 27 April nanti bakal ada ujian Epidemiologi.
Sabtu????? iye sabtu, udah biasa kok kuliah atau ujian hari sabtu.

yang ga biasa kali ini adalah bertepatan dengan tanggal itu gue sama setengah dari keluarga besar bakal ada acara, liburan bareng sih tepatnya ke pulau Pari, dan ini udah direncanain sekitar 2 bulan lalu.
Tanpa pikir panjang gue milih untuk ke Pari ketimbang ujian Epid dan gue langsung bilang ke temen gue kalo gue ga bisa ikut ujian, mungkin nyusul aja kalo ga duluan.

Nah, ini nih. gue sih yakin bagi sebagian besar orang pilihan gue itu salah, termasuk temen gue, walaupun dia ga bilang, but i know. ya jatohnya gue jadi kaya terlalu main-  main sama kuliah, ga serius dan sebagainya.

Tapi gue punya pemikiran sendiri.

  1.  Itu ujian hari sabtu (bukan jadwal seharusnya) yang emang biasanya jadi hari keluarga kan
  2.  Rencana ke Pari itu udah dari 2 bulan yang lalu
  3.  Bagi gue ini suatu kesempatan, walaupun bukan kesempatan emas, tapi kan gue ga bisa menjamin bahwa liburan ke Pari dengan mereka ini bakal terulang lagi. ya walaupun pulau Pari itu emang deket dan gue juga udah sering banget ketemu keluarga gue ini, tapi tetep aja kan. Gue ga mau nantinya menyesal. 
  4. Gue lebih suka mengikuti kata hati gue (tapi bukan kata hati saat emosi ya, emosi dalam artian luas, itu beda) . Karena gini, seandainya ada hal kurang baik yang terjadi karena pilihan gue itu, insyaAllah ga menyebabkan penyesalan yang berkepanjangan, mungkin sekedar "oh gitu, sayang ya, tapi yaudahlah"  dibandingkan dengan gue melawan kata hati gue, semua mugkin berjalan dengan baik dan lancar, tapi bisa jadi menimbulkan penyesalan karena telah melewatkan kesempatan itu.


Dan semua ini sebenernya balik ke "kesempatan". ada hal-hal yang menurut gue, kita itu jangan selalu mikir terlalu monoton, kita juga butuh bersenang-senang, oke "senang-senang" ini akan selalu jadi hal yang "kontroversi", terutama buat orang-orang yang hidupnya sangat teratur, ikut jalur, ga mau macem-macem.

Bahkan gue pernah berpikir, seandainya gue emang dapet kesempatan gabung di team Ring of Fire Adventure stage 3, mungkin gue berani untuk meningglakan kuliah gue sementara waktu, ya karena lu bisa dapet kesempatan itu dimana lagi emang? apa lu bisa jamin kesempatan itu bakal dateng lagi?

Gue juga ga bermaksud untuk main-main sama kuliah gue, tapi bagi gue hidup diumur segini itu ga cuma tentang sekolah, kuliah, belajar. ada banyak hal positif yang lu perlu coba, lu alami sampai akhirnya lu mengerti bahwa ya untuk jalanin hidup ini ga cuma modal kecerdasan intelektual tapi banyak faktor lainnya, pinter secara akademik aja itu ga cukup untuk menggaransi bahwa lu itu akan sukses dikemudian hari.

Kalo ini dibilang sebagai pembelaan diri gue, ya iya emang. gue juga ga mau gagal kuliah (apalagi gagal dalam hidup, naudzubillah), gue juga tetep mikir bahwa kuliah itu penting, ilmunya akan gue pake di kehidupan gue nanti. Tapi kesempatan, lagi lagi gue ngomong masalah kesempatan yang emang terbatas, dan bisa jadi saat lu melewatkan kesempatan itu, lu akan menyesal dalam waktu yang cukup lama

Dan sebenernya ada hal yang gue ingin lakukan, gue ingin membuktikan bahwa dengan pilihan gue untuk "senang-senang" itu bukan berarti gue menuju gerbang kegagalan atau apalah itu, gue pengen ngebuktiin bahwa gue bisa sukses dengan "jalan" gue sendiri.
"Untuk sukses itu butuh kerja keras", gue setuju, sangat setuju dengan kata-kata itu tapi kerja keras itu bukan berarti lu harus menyingkirkan kesenangan pribadi lu kan?


Nah masalahnya dengan atau tanpa kenginan "bersenang-senang" gue itu emang orang yang males belajar, kurang kerja keras jadi gimana gue bisa ngebuktiin coba -__-.

Tapi gue sih berharap, bahwa gue akan segera bangkit untuk melawan kemalasan gue ini, dan mungkin saja "pikiran" orang tentang pilihan gue ini bisa menjadi cambuk buat gue untuk ngebuktiin bahwa "senang-senang" itu bukan berarti sesuatu yang negatif, asaaaaaalll lu tau kapan lu harus kerja keras dan kapan lu bisa untuk lebih memprioritaskan "senang-senang" itu.

Oke Del, kerja keras, itu yang lu butuhkan dan perlu lu lakukan. Bismillah

Jumat, 29 Maret 2013

Something that Make Me Grateful

Banyak banget hal di hidup ini yang bisa kita syukuri, bukan sekedar bisa tapi perlu disyukuri. Salah satu hal dari sekian banyak yang perlu gue syukuri adalah adanya mereka di hidup gue, dengan segala hal yang gue dapat dan pelajari dari mereka semua.

Kami tinggal di komplek yang sama dan itulah yang membuat kami begitu akrab dan bagi gue keluarga ini tuh  luar biasa.









Atau untuk foto-foto lebih lengkapnya bisa diliat disini Family

Yah pokoknya gue beruntung banget lah tinggal berdekatan sama mereka semua, terlalu panjang kalo gue jabarkan alasan kenapa gue merasa begitu beruntung.

Kamis, 28 Maret 2013

Fotografi

Udah lama nih sebenernya gue tertarik sama dunia yang satu ini. Walaupun sampai saat ini gue belum bisa menghasilkan foto yang WAH, tapi rasa suka gue terhadap dunia ini ya cukuplah.

Seinget gue, awal gue tertarik sama dunia ini tuh SD, dan pertama kali bawa dan make kamera itu tanpa didampingi orang tua atau yang lebih ngerti itu pas kelas 6. sederhana sih alasannya, gue selalu berpikir bahwa foto itu penting, lu ga bisa ngulang masa yang udah lu lewatin, tapi foto bisa membantu lu mengingat dan mengenang masa-masa itu.

nih penampakan kamera yang gue pake saat itu

Cannon mate AE 21 (itu yang tertera di kameeranya)
Kemudian, ga lama setelah gue bisa make kamera ini, kameranya rusak. Ya sudah, sekitar 2 tahunan lah ga ada kamera di rumah ini.

Sampe akhirnya munculah era kamera digital, saat itu sepupu gue udah punya kamera digital sekitar 1 tahunan sebelum gue punya. mupeng lah gue ngeliat kamera itu dan secara halus serta perlahan membujuk ibu gue untuk beli, ga langsung di acc tentuuu. Salah satu upaya membujuk ibu gue adalah saat gue lagi ngeliat foto-foto di kamera itu

Gue : "tuh bu bagus foto-fotonya, beli buuuu"
Ibu : "ah makenya aja ga bisa"
Om : "Ya kalau nanti udah punya juga bisa makenya."

Nah kata-kata om gue ini bikin gue berada di atas angin hahaha. Setelah gue terus berusaha, akhirnya ibu gue beli kamera ini 

Kodak Easyshare M873
Kamera inilah yang berjasa mengumpulkan foto-foto semasa sma untuk dikenang saat ini. beberapa tahun kemuadian kamera ini juga udah mulai ga bagus hasilnya, dan ibu gue terkadang menyalahkan gue yang katanya terlalu sering make kamera ini -___-.

Lanjut, kamera ini udah jarang dipake dan berganti menjadi DSLR. kamera ini tuh sebenernya emang udah gue impikan sejak sma, dan seperti sebelumnya gue terus membujuk ibu gue secara perlahan, Alhamdulillah kesampean punya kamera ini pas kuliah. Sekarang udah lebih dari setahun gue make kamera ini, dan sampe sekarang juga gue masih sering menghasilkan foto yang ga bagus. Selama ini gue cuma belajar otodidak, baca di berbagai forum di social media dan nyoba-nyoba. terkadang suka ngerasa malu sendiri, punya kamera canggih tapi hasilnya biasa aja. malah kadang gue berpikir 'ah ngapain punya kamera kaya gini'. sebenernya sih banyak kan komunitas pecinta fotografi, tapi masalahnya gue itu terlalu malu dan ga berani untuk gabung kalo emang ga ada barengannya -,-. ya begitulah, semoga nanti gue semakin terasah dan bisa menghasilkan foto yang oke punya, karena emang semakin kesini bagi gue foto bukan sekedar memori, tapi juga keindahan. Kalo lagi ngeliat jepretan fotografer di internet itu suka terkagum-kagum sendiri, Subhanallah.
Nikon D3100

Masih ada lagi. Jadi ceritanya kakek gue dulu juga punya usaha foto gitu dan anak-anaknya pada bisa. gue tanyalah ke ibu gue itu kamera pada masih ada apa ga, dan ternyata masih nyisa itu kamera, ada di Om gue. Entah kenapa gue tertarik pengen nyoba old camera gitu. Karena gue tau itu kamera ga mungkin dipake sama Om, makanya gue minta. Tapi sayangnya pas di cek ada beberapa masalah dikamera itu, dan mau ga mau harus diservice, tapi sampe sekarang belom sempet ke pasar baru, dan semoga aja murah service-nya, kalo mahal ga usah diservice kata ibu gue. 

Yashica 635
Dan selain kamera-kamera diatas gue juga punya toycam, aquapix. yang harganya cuma 65 ribu haha. Pertama kali beli dan make waktu gue ke pulau Pari. Pas snorkiling gue make kamera ini. ya namanya kamera cuma 65 ribu, biarpun ada pelindungnya, tetep aja air rembes ke dalem. tadinya gue pikir it's oke, yaudah lanjut aja snorkling sampe akhirnya air yang masuk cukup banyak, dan pas gue bawa ke kapal, iu kamera dicek sama om gue dan air bahkan sudah menyerang filmnya. yaudahlah yaaaaa, itu foto yang sebelumnya udah ada di film angus semua. padahal sama sekali belom ngeliat hasilnya 

Aquapix Underwater